Sunday, February 3, 2013

Lestarikan Musik Daerah, Diminta Tampil di Negara Lain LSBK, Wakil Borneo di Konser Karawitan Muda Indonesia

Tak semua musik karawitan di Indonesia bisa disaksikan langsung sejumlah negara. Kutai Kartanegara (Kukar) patut berbangga, lantaran musik tradisional daerah ini bisa tampil di Konser Karawitan Muda Indonesia (KMI), yang dihadiri 12 duta besar Negara sahabat.

ROMDANI, Tenggarong

SEPUCUK surat undangan dari Komisi Nasional Indonesia (KNI) untuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diterima Ketua Lembaga Seni Budaya Kumala (LSBK) Kukar Syahliansyah, awal bulan lalu.
Selembar surat itu berisi undangan pada lembaga ini untuk tampil di Konser KMI di Jakarta. Seli --sapaan akrab Syahliansyah--  cukup kaget menerima surat itu. Ia hampir tak percaya, jika lembaganya diberi kepercayaan bisa tampil di konser akbar itu. Untuk Pulau Kalimantan, hanya Kukar yang mewakili di konser itu.
Jauh sebelum surat itu diterima Seli, KNI telah meriset musik karawitan se-Indonesia. Dari semua jenis aliran musik daerah, Kukar dipilih bersama lima daerah lainnya di Tanah Air. Daerah lainnya yang ikut dalam konser akbar itu di antaranya, dari Makassar, Jogjakarta, Padang, dan Jakarta.
Konser akbar itu merupakan gelaran tahunan. Ini merupakan tahun ke enam KMI digelar. Sejumlah daerah sudah pernah merasakan panggung konser karawitan terakbar di Indonesia ini.
Meski ditunjuk, LSBK tak bisa langsung tampil di konser. Mereka juga melalui ujian khusus. Pihak KNI meminta lembaga ini mengirimkan video karawitan Kukar dalam bentu demo. Video berdurasi pendek itu menjadi bahan pelajaran KNI. Hingga akhirnya LSBK benar-benar dipercaya ikut konser.
Dua pekan latihan bukan perkara gampang bisa menyungguhkan penampilan terbaik. Meski demikian, kelompok kesenian ini tetap memaksimalkan waktu yang tersedia. Sehari sebelum tampil konser pada 20-21 November 2012, rombongan sudah masuk karantina di Jakarta.
Dengan persiapan mepet, suara musik yang ditampilkan LSBK begitu membahana seisi ruangan Usmar Ismail Concert Hall, Pusat Perfilman Usmar Ismair, Jakarta. Tempat itu menjadi lokasi konser karawitan. “Tak ada alasan meski waktu mepet, kami harus menampilkan yang terbaik. Apalagi konser ini disaksikan oleh duta besar dari berbagai negara,” kata Seli.
Sejumlah duta besar negara yang hadir pada konser itu di antaranya, Maroko, Brazil, Jerman, Kanada, dan Austria. Sebagian besar mengaku kagum dengan penampilan para kelompok musik karawitan ini.
Kelompok yang mengikuti konser ini wajib menurunkan personelnya dengan usia di bawah 25 tahun. Sebab konser ini memiliki tujuan untuk melestarikan musik karawitan di Indonesia. Kukar sendiri menurunkan tujuh personel.
Ketika daerah lainnya hanya menampilkan musik karawitan, Kukar mencoba tampil beda. Selain mengandalkan alat musik sampe, LSBK mencoba memadunya dengan Tari Enggang. Hasilnya pun cukup bagus. Sebagian besar duta besar negara mengaku kagum dengan penampilan musik dengan dipadu tarian. Mereka pun memberi applause yang panjang. Sejumlah duta besar negara itu pun mengabdikan momen dengan jepretan kamera.
Begitu juga di hari kedua konser karawitan, para penonton memberikan tepuk tangan yang meriah melihat penampilan LSBK. Hanya saja di hari kedua, sebagian besar penonton umum. Seli, yang mewakili Kukar menerima penghargaan berupa bunga dan plakat dari Profesor Arif Rachman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk Unesco.
Menurut Seli, konser karawitan ini selain bisa melestarikan musik daerah, juga bisa mengenalkan karawitan ke negara lain. Negara lain pun bisa kapan saja meminta musik karawitan tampil di itu. Biasanya daerah yang pernah tampil di konser karawitan, sejumlah kedutaan besar meminta tampil di negaranya.
Seli mengaku, awalnya sempat tersendat untuk biaya perjalanan ke Jakarta. Membawa tujuh personel memerlukan biaya yang cukup besar. Beruntung, karena membawa nama daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar membantu biaya transportasi ke ibu kota.
Sebab tak semua kelompok yang menghadiri kegiatan ini dibiayai oleh pemerintah daerah. Senada, salah seorang penari yang ikut konser karawitan ini mengaku, awalnya gerogi bisa tampil di hadapan para duta besar negara. Sebab, sebelumnya tak pernah tampil di acara besar itu. Namun rasa gerogi yang awalnya menggerayangi para personel, perlahan berubah menjadi tenang dan asyik memainkan musik.
Dengan persiapan yang minim, beruntung LSBK bisa menampilkan musik dan tarian yang baik. “Di saat latihan kami sering mengalami kesalahan. Tapi kala tampil, kami nyaris sempurna,” katanya. Ia menambahkan, dengan dikoloborasikan karawitan dengan tarian, semakin sedap di pandang mata.(*/kri)

No comments:

Post a Comment