Tak
semua musik karawitan di Indonesia bisa disaksikan langsung sejumlah
negara. Kutai Kartanegara (Kukar) patut berbangga, lantaran musik
tradisional daerah ini bisa tampil di Konser Karawitan Muda Indonesia
(KMI), yang dihadiri 12 duta besar Negara sahabat.
ROMDANI, Tenggarong
SEPUCUK surat undangan dari Komisi Nasional Indonesia (KNI) untuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(Unesco), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diterima Ketua Lembaga
Seni Budaya Kumala (LSBK) Kukar Syahliansyah, awal bulan lalu.
Selembar surat itu berisi undangan pada
lembaga ini untuk tampil di Konser KMI di Jakarta. Seli --sapaan akrab
Syahliansyah-- cukup kaget menerima surat itu. Ia hampir tak percaya,
jika lembaganya diberi kepercayaan bisa tampil di konser akbar itu.
Untuk Pulau Kalimantan, hanya Kukar yang mewakili di konser itu.
Jauh sebelum surat itu diterima Seli,
KNI telah meriset musik karawitan se-Indonesia. Dari semua jenis aliran
musik daerah, Kukar dipilih bersama lima daerah lainnya di Tanah Air.
Daerah lainnya yang ikut dalam konser akbar itu di antaranya, dari
Makassar, Jogjakarta, Padang, dan Jakarta.
Konser akbar itu merupakan gelaran
tahunan. Ini merupakan tahun ke enam KMI digelar. Sejumlah daerah sudah
pernah merasakan panggung konser karawitan terakbar di Indonesia ini.
Meski ditunjuk, LSBK tak bisa langsung
tampil di konser. Mereka juga melalui ujian khusus. Pihak KNI meminta
lembaga ini mengirimkan video karawitan Kukar dalam bentu demo. Video
berdurasi pendek itu menjadi bahan pelajaran KNI. Hingga akhirnya LSBK
benar-benar dipercaya ikut konser.
Dua pekan latihan bukan perkara gampang
bisa menyungguhkan penampilan terbaik. Meski demikian, kelompok kesenian
ini tetap memaksimalkan waktu yang tersedia. Sehari sebelum tampil
konser pada 20-21 November 2012, rombongan sudah masuk karantina di
Jakarta.
Dengan persiapan mepet, suara musik yang
ditampilkan LSBK begitu membahana seisi ruangan Usmar Ismail Concert
Hall, Pusat Perfilman Usmar Ismair, Jakarta. Tempat itu menjadi lokasi
konser karawitan. “Tak ada alasan meski waktu mepet, kami harus
menampilkan yang terbaik. Apalagi konser ini disaksikan oleh duta besar
dari berbagai negara,” kata Seli.
Sejumlah duta besar negara yang hadir
pada konser itu di antaranya, Maroko, Brazil, Jerman, Kanada, dan
Austria. Sebagian besar mengaku kagum dengan penampilan para kelompok
musik karawitan ini.
Kelompok yang mengikuti konser ini wajib
menurunkan personelnya dengan usia di bawah 25 tahun. Sebab konser ini
memiliki tujuan untuk melestarikan musik karawitan di Indonesia. Kukar
sendiri menurunkan tujuh personel.
Ketika daerah lainnya hanya menampilkan
musik karawitan, Kukar mencoba tampil beda. Selain mengandalkan alat
musik sampe, LSBK mencoba memadunya dengan Tari Enggang. Hasilnya pun
cukup bagus. Sebagian besar duta besar negara mengaku kagum dengan
penampilan musik dengan dipadu tarian. Mereka pun memberi applause yang panjang. Sejumlah duta besar negara itu pun mengabdikan momen dengan jepretan kamera.
Begitu juga di hari kedua konser
karawitan, para penonton memberikan tepuk tangan yang meriah melihat
penampilan LSBK. Hanya saja di hari kedua, sebagian besar penonton umum.
Seli, yang mewakili Kukar menerima penghargaan berupa bunga dan plakat
dari Profesor Arif Rachman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk
Unesco.
Menurut Seli, konser karawitan ini
selain bisa melestarikan musik daerah, juga bisa mengenalkan karawitan
ke negara lain. Negara lain pun bisa kapan saja meminta musik karawitan
tampil di itu. Biasanya daerah yang pernah tampil di konser karawitan,
sejumlah kedutaan besar meminta tampil di negaranya.
Seli mengaku, awalnya sempat tersendat
untuk biaya perjalanan ke Jakarta. Membawa tujuh personel memerlukan
biaya yang cukup besar. Beruntung, karena membawa nama daerah, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar membantu biaya transportasi
ke ibu kota.
Sebab tak semua kelompok yang menghadiri
kegiatan ini dibiayai oleh pemerintah daerah. Senada, salah seorang
penari yang ikut konser karawitan ini mengaku, awalnya gerogi bisa
tampil di hadapan para duta besar negara. Sebab, sebelumnya tak pernah
tampil di acara besar itu. Namun rasa gerogi yang awalnya menggerayangi
para personel, perlahan berubah menjadi tenang dan asyik memainkan
musik.
Dengan persiapan yang minim, beruntung
LSBK bisa menampilkan musik dan tarian yang baik. “Di saat latihan kami
sering mengalami kesalahan. Tapi kala tampil, kami nyaris sempurna,”
katanya. Ia menambahkan, dengan dikoloborasikan karawitan dengan tarian,
semakin sedap di pandang mata.(*/kri)
No comments:
Post a Comment