T e n g g a r o n
g
|
||||
Museum Mulawarman
Bangunan ini merupakan bekas keraton Kesultanan Kutai Kartanegara yang dibangun pada tahun 1936. Didalam museum ini dapat dilihat beraneka macam koleksi benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan Kutai Kartanegara, benda-benda budaya dari daerah Kutai, koleksi keramik kuno, koleksi uang kuno, dan masih banyak lagi. Museum Mulawarman terletak di Jalan Diponegoro dan dibuka setiap hari (kecuali Senin) mulai jam 08.00 hingga 16.00.
Museum Kayu
Museum Kayu terletak disekitar Waduk Panji Sukarame. Museum ini menyajikan koleksi beraneka macam hasil hutan di Kalimantan Timur. Disamping itu juga terdapat 'monster' buaya ganas yang telah diawetkan yang penah memakan korban manusia di Sangatta, Kutai Timur.
Waduk Panji
Sukarame
Waduk Panji Sukarame adalah telaga alam yang terdapat di daerah Rondong Demang, Kecamatan Tenggarong. Telaga ini dibendung dan dijadikan waduk untuk pengairan sawah-sawah penduduk. Tempat ini cocok berekreasi di alam terbuka sambil menikmati keindahan alam disekitarnya.
Monumen Pancasila
Monumen ini dibangun sebagai lambang keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai dalam melaksanakan pembangunan daerah yaitu dengan diterimanya penghargaan 'Parasamya Purnakarya Nugraha' dari Presiden RI. Monumen Pancasila terletak di pusat kota Tenggarong, tepat didepan Keraton Sultan Kutai dan Masjid Agung Sultan Sulaiman. Di sekeliling monumen terdapat relief yang menggambarkan sejarah perjalanan Kutai Kartanegara semenjak jaman kerajaan hingga di era pembangunan.
Pondok Labu
Pondok Labu merupakan sebuah perkampungan suku Dayak Benuaq yang terletak sekitar 25 km dari kota Tenggarong. Di desa ni dapat dijumpai lamin (rumah adat) suku Dayak Benuaq yang dinding-dindingnya terbuat dari kulit kayu. Hampir setiap tahun di desa ini dilaksanakan upacara adat suku Dayak Benuaq seperti Ngugu Tahun. Untuk mencapai perkampungan Pondok Labu ditempuh dengan melalui jalan Tenggarong-Kota Bangun kemudian berbelok ke kanan menggunakan jalan yang dibuat oleh perusahaan batubara PT. Multi Harapan Utama. Angkutan umum menuju Pondok Labu beroperasi setiap hari di terminal angkutan desa Pasar Tangga Arung.
Pulau Kumala
Pulau Kumala merupakan sebuah pulau kecil yang terletak ditengah-tengah sungai Mahakam di wilayah kota Tenggarong. Pulau seluas 76 ha ini kini sedang digarap untuk dijadikan salah satu obyek wisata andalan kota Tenggarong. Fasilitas yang telah rampung dan dapat dinikmati para pengunjung adalah kereta api keliling pulau, Sky Tower dimana para pengunjung dapat menikmati panorama kota Tenggarong dari ketinggian 75 meter dan cable car atau kereta gantung yang menghubungkan Tenggarong Seberang dengan Pulau Kumala. Berbagai macam fasilitas yang akan dikembangkan adalah arena permainan anak dan keluarga, Aquarium Pesut Mahakam, Lamin atau rumah adat suku Dayak, cottage dan lain sebagainya. Selain menggunakan cable car, Pulau Kumala juga dapat dicapai dengan menggunakan perahu motor/ketinting yang tersedia di dermaga kota Tenggarong. |
||||
M u a r a
K a m a n
|
||||
Desa Brubus
Daerah Muara Kaman merupakan bekas pusat pemerintahan Kerajaan Kutai Martadipura yang terkenal dengan rajanya Mulawarman. Di Desa Brubus yang terletak sekitar 48 mil dari kota Tenggarong, masih dapat dijumpai sisa-sisa peninggalan kerajaan Hindu tertua di Indonesia tersebut seperti batu kepala babi, lesong batu, kubu-kubu kuno, dan lain-lain.
Photo:
Lesong batu yang masih dapat dijumpai para wisatawan di desa Brubus. |
||||
K o t a
B a n g u n
|
||||
Danau Murung
Danau ini terletak di Desa Kota Bangun Ulu, Kecamatan Kota Bangun, sekitar 65 mil dari Tenggarong. Keindahan alam berupa pemandangan matahari terbit maupun matahari tenggelam dapat disaksikan di danau ini.
Danau Semayang
Danau Semayang terletak di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, sekitar 65 mil dari Tenggarong. Di danau ini akan dapat ditemui kehidupan ikan Pesut (Orcela fluminalis), yakni sejenis lumba-lumba air tawar. Sambil menikmati keindahan alam danau ini, dapat pula kita saksikan kegiatan nelayan sedang menangkap ikan. |
||||
M u a r a
M u n t a i
|
||||
Desa Jantur
Desa Jantur terletak sekitar 88 mil dari Tenggarong. Desa ini merupakan perkampungan nelayan yang mayoritas penduduknya adalah masyarakat suku Banjar. Keunikan dari perkampungan ini adalah adanya sebagian rumah-rumah yang dibangun diatas rakit dan terapung di sungai. Di desa ini dapat kita saksikan kehidupan sehari-hari masyarakat desa Jantur, seperti pembuatan ikan asin secara tradisional oleh ibu-ibu rumah tangga.
Danau Jempang
Danau Jempang merupakan danau terbesar di Kalimantan Timur (sekitar 15.000 HA). Jika berada di tengah-tengah danau pada musim penghujan, seakan-akan sedang berada ditengah lautan karena luasnya. Di danau ini dapat disaksikan kehidupan masyarakat di sekitar danau dengan perumahannya yang berderet-deret dan terapung di permukaan air.
Tanjung Isuy
Desa Tanjung Isuy mayoritas dihuni oleh masyarakat suku Dayak Benuaq. Di desa ini terdapat rumah adat Dayak 'Lamin' yang digunakan sebagai penginapan bagi para tamu/pendatang. Di desa ini dapat disaksikan upacara adat penyambutan tamu, upacara adat Belian, tari-tarian suku Dayak benuaq dan lain-lain. Di Tanjung Isuy juga dapat ditemui kegiatan pembuatan Ulap Doyo, yakni kain tenunan dari serat doyo. Kain tenunan ini sangat digemari wisatawan karena motif dan bahannya yang alami.
Lamin Mancong
Lamin Mancong adalah sebuah lamin tua suku Dayak Benuaq. Bangunan tua yang telah dipugar oleh EHIF (Equatorial Heritage International Foundation) ini terletak di Desa Mancong, Kecamatan Jempang yang dapat dicapai melalui jalan darat atau dengan menggunakan perahu kecil menyusuri sungai Ohong yang berliku-liku dengan pemandangan alamnya yang menarik. |
||||
S a m b o j a
|
||||
Wisata
Alam Bukit Bangkirai
Bukit Bangkirai merupakan kawasan wisata alam dan petualangan yang terletak di Kecamatan Samboja, sekitar 58 km dari arah kota Balikpapan dan 150 km dari Samarinda/Tenggarong. Kawasan ini merupakan bagian dari kawasan hutan hujan tropis yang dilindungi. Dalam kawasan ini terdapat jembatan tajuk (canopy bridge) yang menjadi daya tarik para wisatawan nusantara maupun mancanegara. Kawasan ini juga menjadi salah satu tempat melakukan penelitian alam dan kehutanan yang telah dilengkapi dengan fasilitas lamin untuk pertemuan, restoran serta cottage yang dapat disewa oleh pengunjung dengan menghubungi PT Inhutani Balikpapan Telp (0542) 736066 - 734644. |
Sunday, February 3, 2013
Lestarikan Musik Daerah, Diminta Tampil di Negara Lain
LSBK, Wakil Borneo di Konser Karawitan Muda Indonesia
Tak
semua musik karawitan di Indonesia bisa disaksikan langsung sejumlah
negara. Kutai Kartanegara (Kukar) patut berbangga, lantaran musik
tradisional daerah ini bisa tampil di Konser Karawitan Muda Indonesia
(KMI), yang dihadiri 12 duta besar Negara sahabat.
ROMDANI, Tenggarong
SEPUCUK surat undangan dari Komisi Nasional Indonesia (KNI) untuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(Unesco), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diterima Ketua Lembaga
Seni Budaya Kumala (LSBK) Kukar Syahliansyah, awal bulan lalu.
Selembar surat itu berisi undangan pada
lembaga ini untuk tampil di Konser KMI di Jakarta. Seli --sapaan akrab
Syahliansyah-- cukup kaget menerima surat itu. Ia hampir tak percaya,
jika lembaganya diberi kepercayaan bisa tampil di konser akbar itu.
Untuk Pulau Kalimantan, hanya Kukar yang mewakili di konser itu.
Jauh sebelum surat itu diterima Seli,
KNI telah meriset musik karawitan se-Indonesia. Dari semua jenis aliran
musik daerah, Kukar dipilih bersama lima daerah lainnya di Tanah Air.
Daerah lainnya yang ikut dalam konser akbar itu di antaranya, dari
Makassar, Jogjakarta, Padang, dan Jakarta.
Konser akbar itu merupakan gelaran
tahunan. Ini merupakan tahun ke enam KMI digelar. Sejumlah daerah sudah
pernah merasakan panggung konser karawitan terakbar di Indonesia ini.
Meski ditunjuk, LSBK tak bisa langsung
tampil di konser. Mereka juga melalui ujian khusus. Pihak KNI meminta
lembaga ini mengirimkan video karawitan Kukar dalam bentu demo. Video
berdurasi pendek itu menjadi bahan pelajaran KNI. Hingga akhirnya LSBK
benar-benar dipercaya ikut konser.
Dua pekan latihan bukan perkara gampang
bisa menyungguhkan penampilan terbaik. Meski demikian, kelompok kesenian
ini tetap memaksimalkan waktu yang tersedia. Sehari sebelum tampil
konser pada 20-21 November 2012, rombongan sudah masuk karantina di
Jakarta.
Dengan persiapan mepet, suara musik yang
ditampilkan LSBK begitu membahana seisi ruangan Usmar Ismail Concert
Hall, Pusat Perfilman Usmar Ismair, Jakarta. Tempat itu menjadi lokasi
konser karawitan. “Tak ada alasan meski waktu mepet, kami harus
menampilkan yang terbaik. Apalagi konser ini disaksikan oleh duta besar
dari berbagai negara,” kata Seli.
Sejumlah duta besar negara yang hadir
pada konser itu di antaranya, Maroko, Brazil, Jerman, Kanada, dan
Austria. Sebagian besar mengaku kagum dengan penampilan para kelompok
musik karawitan ini.
Kelompok yang mengikuti konser ini wajib
menurunkan personelnya dengan usia di bawah 25 tahun. Sebab konser ini
memiliki tujuan untuk melestarikan musik karawitan di Indonesia. Kukar
sendiri menurunkan tujuh personel.
Ketika daerah lainnya hanya menampilkan
musik karawitan, Kukar mencoba tampil beda. Selain mengandalkan alat
musik sampe, LSBK mencoba memadunya dengan Tari Enggang. Hasilnya pun
cukup bagus. Sebagian besar duta besar negara mengaku kagum dengan
penampilan musik dengan dipadu tarian. Mereka pun memberi applause yang panjang. Sejumlah duta besar negara itu pun mengabdikan momen dengan jepretan kamera.
Begitu juga di hari kedua konser
karawitan, para penonton memberikan tepuk tangan yang meriah melihat
penampilan LSBK. Hanya saja di hari kedua, sebagian besar penonton umum.
Seli, yang mewakili Kukar menerima penghargaan berupa bunga dan plakat
dari Profesor Arif Rachman, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk
Unesco.
Menurut Seli, konser karawitan ini
selain bisa melestarikan musik daerah, juga bisa mengenalkan karawitan
ke negara lain. Negara lain pun bisa kapan saja meminta musik karawitan
tampil di itu. Biasanya daerah yang pernah tampil di konser karawitan,
sejumlah kedutaan besar meminta tampil di negaranya.
Seli mengaku, awalnya sempat tersendat
untuk biaya perjalanan ke Jakarta. Membawa tujuh personel memerlukan
biaya yang cukup besar. Beruntung, karena membawa nama daerah, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kukar membantu biaya transportasi
ke ibu kota.
Sebab tak semua kelompok yang menghadiri
kegiatan ini dibiayai oleh pemerintah daerah. Senada, salah seorang
penari yang ikut konser karawitan ini mengaku, awalnya gerogi bisa
tampil di hadapan para duta besar negara. Sebab, sebelumnya tak pernah
tampil di acara besar itu. Namun rasa gerogi yang awalnya menggerayangi
para personel, perlahan berubah menjadi tenang dan asyik memainkan
musik.
Dengan persiapan yang minim, beruntung
LSBK bisa menampilkan musik dan tarian yang baik. “Di saat latihan kami
sering mengalami kesalahan. Tapi kala tampil, kami nyaris sempurna,”
katanya. Ia menambahkan, dengan dikoloborasikan karawitan dengan tarian,
semakin sedap di pandang mata.(*/kri)
Subscribe to:
Posts (Atom)